Jumat, 13 September 2019

Serat Sesaji Suci, Puisi-Puisi Deni Jazuli

SERAT SESAJI SUCI
(Ubo Rampe Sesaji Suci)

Bab I SANGKAN

I. BANYU SUCI WINADAHAN KENDI
 (Air suci dalam kendi)

Duk arikala
Jagad masih awang uwung
Tidak ada apa apa..
Tak ada apa apapun yang hidup
Dalam heningan agung.
Kosong..
Suwung..
Yang ada hanya Dia
Dalam kegaibannya yang gaib.
Hununung
Hanining
Haninung
Hanya dia yg mampu menceritakannya sendiri
Laksana air dalam kendi..
disinilah sabda bermula..



II. MORI CEMENG
  (Kain Hitam)

Awalnya
gaib yang abadi.
Bertahta dalam dirinya sendiri
Dalam kekosongan agung
Berpendar bulir cahaya
Penghulunya semesta
Seketika terang tanpa ada yg melihatnya..
Selain dia sendiri.
Lalu getaran suara.
Belum pula bermula aksara.
Hanya suara sabda pertama.
Jadilah...
Terhampar ruang...
Berbalut waktu...
Terbentang jagad raya
Berdenyut unsur kemurnian
Angni bayu tirta bantala
Membeku jadi
debu debu
Udara udara
Api api
Angin angin
Warna warna
Bentuk bentuk
Pola pola
Tekstur tekstur.
Serat serat
Kulit kulit
Telinga telinga
Mata mata
Hidung hidung
Tangan tangan
Kalbu kalbu..
Berserak  berputar
Menari
Bergoyang
Merayap
Merangkak
Berjalan
Menyelam
Terbang
Jatuh
mendaki lagi..
Menyatu..
Menjadi apa yg dikehendaki.



III. JANUR KUNING

Setiap kemulyaan
adalah milikku.
Aku bernama atas semua kumulyaan.
Tak terukur semua kebaikan
jadi kebesaran namaku.
Setiap keindahan
adalah punyaku..
Aku bernama atas semua keindahan
Tak terkira semua keindahan
Jadi keindahan namaku.
Setiap kesempurnaan
adalah milikku
Aku bernama atas semua kesempurnaan.
Tak tergambar kesempurnaanku
Jadilah sempurna nama namaku.
Setiap kuasa
adalah punyaku
Aku bernama atas segala kuasa.
Tak terperi semua kekuasaanku.
jadilah aku penguasa atas setiap kuasa.
Jadilah...
semua yang ada
menjadi namaku
Sebab
semua milik,milikku sendiri..
semua kuasa kuasaku sendiri.
Semua kemulyaan kemulyaanku sendiri.
Semua keindahan keindahanku sendiri.
Semua kesempurnaan kesempurnaanku sendiri.
Akulah Nur atas segala cahaya
Bersabda atas semua nama namaku.
Jadilah...
Maka jadi..



IV. DAMAR KAMBANG

Kemudian sabda berdaya
Cahaya kecil kecil berterbangan..
Laksana gemintang
Berpendar berputar
Ruh ruh
Hidupnya hidup
Hidup yg lestari
Mengambang diatas air.
Terang berbinar.
Memberi kehidupan.
Nyala satu pecah jadi sepuluh
Seratus,seribu,sejuta,milyar ,trilyunan
Tak lagi terhitung.
Mengembara dibelantara raya.
Menyuĺut rasa karsa.
Kehendak mencipta.
Hingga pupus.
Tumbang wadah yang merengkuhnya.
Hidup tetap hidup..
Mengembara menuju yang memberi hidup.



V. KUPAT LEPET

Aku bersabda
pada malaikat malaikat
akan kuciptakan kekasihku.
Yang akan mengatur bumi.
Sebab Bumi telah sempurna.
Telah pula kurajah dengan darah.
Kutumbali dengan tubuh Balujan Walujan

Bergetarlah hati para malaikat.
Selaksa gelisah menderanya.
berdukat dukat sangkal
Berkati kati kenangan luka.
Atas segala kerusakan
Atas darah...
Atas Sengsara..
Berdentam ragu.
Mengelegar halilintar.
Pecah semesta.
Dalam hiruk pikuk tanya.

tanyakan pada semesta...
Siapa yang mau kuambil darinya
Untuk kujadikan bahan baku kekasihku.
Kali ini tak ada yang beranjak.
Semua terpaku dalam ketakutan.
Sekali lagi semesta berguncang..

Tanyakan pada Bumi..
Apakah bersedia...
Bumi yang selalu menerima apapun.
kali ini pun bersedia diambil darinya.
Untuk di jadikan adonan mencipta manusia.

Aku ciptakan Adam tanpa bapak.
Sebab ia yang akan menjadi bapak dari semua manusia.
Aku ajarkan padanya semua nama nama.
Aku ciptakan Hawa tanpa ibu.
Sebab dia yang akan jadi ibu dari semua manusia.
Semesta bersujudlah padanya..atas perintahku.
Hingga saat yang kupastikan
Kau akan mengatur Bumi.

Aku tuliskan juga..
Segalah resahmu,
hasrat
dan syahwatmu
atas keabadian..
Kehendakmu untuk terus berdiam disurgaku.
Hingga lupa akan tujuan
Penciptaanmu.

Aku tuliskan juga..
takdir takdirmu.
Aku tahu
karena cintaku..
ku izinkan
kau berangkul duka berpeluk nestapa..
Sebab
untuk kembali padaku..
Kau harus jadi hambaku yang sempurna.

Demikianlah asal semua kisah bermula.

http://sastra-indonesia.com/2019/09/serat-sesaji-suci-puisi-puisi-deni-jazuli/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog