Senin, 16 September 2019

SEKILAS CATATAN SEJARAH KOTA SEGER

Awal pertama ide untuk mewujudkan kesenian yang sinergis dan dinamis dalam seni bekerjasama di dalam teater di Kabupaten Gresik dianggap sangat penting, setidaknya bagi mereka yang telah mendedikasikan waktu dalam hidupnya menggagas ”cikal bakal“ Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (Kota Seger) pada 4-5 Maret 1998 di Pantai Utara Pulau Jawa (daerah Mulyorejo desa Dalegan kecamatan Panceng, Gresik). Uniknya mereka yang terlibat dan memprakarsai kegiatan Latihan Alam Gabungan Perdana (Lag’98) ini mayoritas adalah siswa sekolah menengah. Sebut saja SMUN 1 Gresik, SMU Al Muniroh Ujung Pangkah, SMU Sunan Giri Menganti, SMU Wachid Hasyim Parengan, MA Al Muniroh Ujung Pangkah, SMUN 1 Sedayu, dan satu komunitas umum Sanggar Pualam – Sedayu, yang ”warisan“ visinya masih diteruskan oleh adik-adik tingkatan mereka hingga saat ini.

Berbekal pengalaman berlatih bersama, membuat insting dan kesadaran akan kebersamaan, saling membantu, melengkapi dan membangun di antara komunitas sekolah yang ada makin terasah, bahkan turut memprakarsai munculnya berbagai komunitas kesenian umum yang baru. Sebagian alumni di Wilayah Utara Gresik tercatat menggagas wadah Padepokan Kajian Puitik Illahi Anak Bangsa (KPAB) yang tidak pernah absen menggaet anak-anak muda dengan berbagai agenda seminar kajian sastra dan seni pertunjukkan setiap libur puasa. Sebagian lagi secara mantap dari tahun ke tahun membelokkan momen trek-trekkan anak muda yang keliling jalan raya dengan sepeda motor pada tahun baru melalui wadah Komunitas Pecinta Seni (Kompeni) di halaman kantor Dinas P&K Kecamatan Sedayu dengan panggung seni dan urun pentas dari berbagai kalangan serta komunitas lain daerah (akhir 2008 tercatat ada peserta yang berasal dari Surabaya, Lamongan, Sidoarjo, Tuban, Tulungagung dan dari daerah lain di Jawa Timur).

Semarak gerak insan teater ini juga tak surut di Wilayah Gresik Kota. Motor muda penggerak Studi Pentas Teater (SPT) yang rutin menggandeng rombongan rekan-rekan pelajar bertandang ke sanggar-sanggar garda depan teater Indonesia ini juga mendirikan Kandang Teater (Theatre Official Work & Marketing) sebuah wadah apresiasi belajar teater sekaligus cabang-cabang ilmu yang secara spesifik ada di dalam seni teater. Seolah tak mau kalah dengan rekan-rekannya yang ada di Utara, mereka ini lantas menggaet berbagai alumni teater sekolah yang memiliki visi yang sama dari berbagai daerah. Jadilah, Kandang Teater juga manggung, afiliasi dan kadang berkolaborasi dengan berbagai sanggar di luar Kabupaten Gresik. Selain dari pada itu, patut diingat rekan alumni yang pernah menyelesaikan studinya di Kota Budaya Jogjakarta dan membawa oleh-oleh ide Komunitas Muda Ketoprak Wayang Gresik (Komprang) serta manggung tahunan dan sudah 4 lakon dipentaskan oleh mereka yang mengawinkan ketoprak dengan wayang ini.

Di atas sudah disinggung perkembangan komunitas yang lahir akibat ”pendidikan“ seni teater di Kabupaten Gresik, namun masih ada Ijen Comunity, Kelompok Suara Lingkar Bermain (KSLB), dan puluhan komunitas teater sekolah baru yang bermunculan setiap tahun ajaran baru seiring berbagai pelatihan dan festival yang menyemarakkan pendidikan teater di Kota Pudak ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog